Sumber |
Maria Walanda Maramis, Kartini, dari Sulawesi Utara. Maria Walanda Maramis, Kartini dan Aku, Kami sama-sama perempuan yang hidup di zaman yang berbeda. Berbeda pula dengan latar belakang kedaeraan. Kartini berasal dari Jawa, Sedangkan Maria walanda maramis dan aku keturunan dari Orangtua yang berasal dari Manadao.
Manado dan Jawa mempunyai kultur yang sangat berbeda. walau sama-sama menganut paham Patrilineal, garis keturunan ayah tapi kami memiliki latar budaya dan peran perempuan yang berbeda. selain Kartini di tanah Jawa yang memperjuangkan kesempatan pendidikan bagi kaum perempuan, di Sulawesi Utara sudah ada perempuan bernama Maria Maramis, namun kemudian Ia menikah dengan JF Caselung Walanda, maka dikemudian hari dikenal dengan nama Maria Walanda Maramis.
Maria Walanda mMramis, dilahirkan, 1 Desember 1872, sedangkan Kartini 21 April 1879. Kartini menjadi populer karena sifatnya yang berbeda dengan kebanyakan perempuan di masanya. Bahkan bisa dibilang Kartini "pemberontak". Sayang kiprahnya di dunia sangat singkat. Kartini meninggal diusia 25 tahun. Namun dalam hidupnya yang singkat Kartini telah mengungkapkan pemikirannya lewat surat-surat kepada sahabatnya, Kel. Abendanon. Kelak dibukukan dan pemikiran Kartini telah membukakan pemikiran banyak orang yang sadar, perempuan memiliki hak yang sama untuk berkembang dan maju.
Jika kartini terlahir dari keluarga Bangsawan , berbeda dengan Maria Walanda Maramis yang terlahir dariu orang biasa. Jika Kartini meningal diusia muda, Maria Walanda Maramis, dan kedua kakaknya ditinggal meninggal kedua orangtuanya saat mereka masih anak-anak. maria walanda maramis baru berusia 6 tahun ketika menjadi Yatim Piatu. Maria dan kedua kakaknya dibesarkan Sang Paman yang menjabat sebagai hukum Besar (Setara Kepala Desa) di Maumbi yang memberikan pendidikan Sekolah Melayu Maumbi. itulah satu-satunya pendidikan yang diterima Maria dan kakak perempuannya.
Pernikahan Maria diusia muda, sama seperti Kartini, menyadarkan Maria pentingnya pendidikan bagi perempuan karena perempuan akan menjadi ibu yang harus mendidik anak-anaknya. kepedulian Maria didukung Sang suami yang berprofesi sebagai guru. jika Kartini lalu memfasilitasi sekolah untuk perempuan, Maria berjuang lewat menulis di koran Tjahaya Siang. Maria menyuarakan pentingnya perempuan memiliki pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan.Lewat tulisannya Maria mengajak perempuan untuk meningkatkan kemampuan diri sebagai bekal berkeluarga.
Jika kondisi Maria berada di Tanah Jawa, mungkin Ia tidak akan berhasil. Tapi karena Ia dibesarkan di Tanah sulawesi yang banyak mendapat budaya dan pendidikan belanda, Memberikan Maria keleluasaan menyampaikan dan mewujudkan buah pikirnya. Yang membuat Maria menjadi perintis peningkatan harkat dan martabak peremepuan karena di masa masyarakat masih mencari pendidikan yang layak, Maria sudah memikirkan pentingnya Ibu mempunyai modal pengetahuan untuk berkeluarga. Maria sudah melihat perempuan sebagai "Guru/Pendidik" bagi anak-anak.
Jika Kartini meninggal 17 september 1904. Maria Walanda maramis mendirikan PIKAT-Percintaan Ibu Kepada Anak dan Temurunannya pada 17 Juli 1919.. Organisasi ini masih ada hingga sekarang. jika kartini tidak meninggal, bisa jadinya buah pikirnya tidak jauh berbeda dengan Maria Walanda Maramis. Kiprah Walanda Maramis dalam memperjuangkan harkat perempuan tidak sampai pada organisasi PIKAT. Maria juga lantang bersuara tentang persamaa hak laki-laki dan perempuan. Di tahun yang sama dengan berdirinya PIKAT, Dibentuk badan Perwakilan (Mirip DPR) dengan nama Minahasa Raad. Hanya laki-laki yang boleh menjadi anggotanya. Maria memprotes dan menyuarakan agar perempuan juga berhak menjadi anggota Minahasa Raad. dua tahun kemudian pada tahun 1921, Suara Maria didengar dan peremuan diperbolehkan menjadi anggota Minahasa Raad.
Maria terus berjuang hingga ajal menjemput diusianya yang ke 51 tahun. Organisasi PIKAT yang di masa itu telah berkembnag ke berbagai penjuru di Indonesia tetap kokoh hingga sekarang. Maria Walanda Maramis, meninggal 22 april 1924, 20 tahun sesudah kematian Kartini. Lewat catatn ini, saya cuma mau bilang bahwa pejuang perempuan dalam menimgkatkan pendidikan dan harkat perempuan di Indonesia bukan cuma Kartini. nasib maria walanda maramis mungkin lebih baik, Maria memiliki 3 anak perempuan yang ketiganya menjadi pendidika. Dua diantaranya dikirim belajar ke tanah Betawi. dari sini sudah terlihat, Maria dan suami memiliki visi yang sama tentang pentingnya pendiidkan.
20 Mei1969, Maria Walanda Maramis menerima gelar Pahlawan Pergerakan Nasional. Jika setiap tanggal 21 April, masyarakat Indonesia memperingati hari Kartini, Maka kami masyarakat Sulawesi Utara merayakan hari Walanda Maramis, setiap tanggal 1 Desember. Pemda Sulutpun membangun patung Maria Walanda maramis sebagai bentuk penghormatan di kecamatan tikala Kota manado. Letaknya dekat banget dengan rumah keluarga opaku dari Mama. namanyapun diabadikan di salah satu jalan di kota Manado.
Kalau Buncha gak angkat artikel ini, mungkin saya gak akan tahu sejarah salah satu pahlawan wanita Indonesia ini. Semoga ada penghargaan tulus dari pemerintah khususnya kepada ahli waris, bukan hanya sekadar membuatkan patung dan mengabadikannya dalam nama jalan.
ReplyDeleteJadi ingat pelajaran di sekolah tentang nama nama pahlawan Indonesia. Beberapa ingat pun ada yang lupa juga. Saatnya semua harus tahu ya di hari kebaangkitan nasional ini kak.
ReplyDeleteSelalu suka dengan kisah para wanita yang berjuang untuk pendidikan dengan karyanya dan peduli kepada sesamanya
ReplyDeletePernah baca tentang kisah beliau sewaktu sekolah, jadi flashback dan ingat lagi dengan sosok Maria Walanda Maramis 😃
ReplyDeleteSaya baru tahu kisah Maria Walanda Maramis ini, sungguh luhur perjuangannya, pemikirannya sangat maju untuk ukuran perempuan zaman itu. Keren! Patut ditiru bagi generasi sekarang untuk terus semangat meraih hidup yang lebih baik melalui pendidikan dan kepedulian dengan sesama.
ReplyDeleteSaya pernah mendengar nama ini saat belajar Sejarah. Dari sini kita semakin paham bahwa pergerakan perempuan menyuarakan persamaan hak jauhhhhh sebelum Indoensia merdeka dan sudah banyak pula yang sukses ya buncha
ReplyDeleteKeren. Inspiratif bund. Aku yakin para pejuang2 wanita dijaman lampau itu banyak sekali. Hanya saja yg kita kenal ya Ibu Kartini dan Ibu Maria.
ReplyDeleteMereka benar2 penerang dalam kegelapan ketika Indonesia masih terjajah.
banyak ya sebenarnya para pahlawan yang kadang tak kita tahu karena tak banyak diulas. Ini info baru nih, saya pernah dengar tapi sepertinya lupa wakru SD mungkinpernah disebut di buku.
ReplyDeletePernah dengar namanya tapi kisahnya sudah lupa lagi tulisan ini jd mengingatkan kembali nih..
ReplyDeleteWah, ternyata masih ada Kartini yang lain. Aku baru denger namanya buncha. Kalau gak ditulis sama Buncha nggak bakalan tahu nih.
ReplyDeletePerempuan Indonesia yang menginspirasi
ReplyDeleteHanya sepak terjangnya tak seluas R.A Kartini sehingga banyak tak diketahui
bunca aku baru tahu ada nama Maria Walanda Maramis loh, kalo bunca gak angkat ini aku tidak akan tahu ada wanita yang berjasa lagi di Indonesia
ReplyDelete