IN MY BIRTHDAY I AM HAPPY
(AM I NARCIS?)
Ketika hari Minggu, 19 November berpindah ke Senin, 20 November aku masih terlelap, soalnya dua hari berturut-turut ada acara gathering. So sms pertama masuk tepatnya pk. 00.10 menit aku tidak terbangun. Soalnya aku lagi mimpi tapi aku tidak mau cerita. Mimpinya khusus untuk aku dan Frisch-pembaca tidak boleh protes.
Tapi sms berikutnya membuatku terjaga, kulirik jam dinding, gila aje baru pukul 03.02. Orang-orang itu apa tidak pada tidur? Lalu sms terus menerus masuk membuat Frich melompat dan melemparkan Hp ke aku. Kok tahu yah aku sudah bangun? Aku menerima hp dan memasukan ke bawah bantalku. Frisch mendekat dan membisikan kata cinta yang tak pernah bosan ku dengar dalam 16 tahun kebersamaan kami. Ucapan tulus dari seseorang yang kutahu kuletakan hatiku di sana.
Sms pertama yang tak mampu mengusik mimpiku dari Anto dan istri. Teman seruang kerjaku yang hobi membangunkanku di tengah malam lewat smsnya hanya untuk bertanya “Mimpi indahkah? Jangan lupa ditunggu ceritanya besok pagi.?” Boro-boro mimpi indah, alih-alih tidurku yang terganggu. Tapi aku tak pernah bisa marah karena Anto selalu bersedia mengedit atau memproduksi report kerja menjadi satu hand book yang ciamik! Pagi ini smsnya sangat mengharukan aku: “Terima kasih ya Allah, Kau berikan pjng usia pada sahabatku. Berpijak usia yang bertambah bimbinglah dia selalu di jalanMu. Ingatkan dia bila salah melangkah dan biarkan bahagia selalu jadi miliknya. Met ultah kawan berbahgia dan sukses selalu!”
Sms berikutnya dari Indarpati, penulis muda yang sama-sama denganku tergabung dalam beberapa milis penulisan. Isi smsnya membuat aku tersenyum: “ Smg dirimu tdk tngh bercinta pagi ini ;-) krn kuingin turut mencicipi bijaksanamu yg tpt menginjak 41. Selamat ulang tahun Uci (Panggilan kakak perempuan untuk orang Menado). Smg bahagia itu ttp bersamamu”. Aku pun langsung membalas “Thanks karena smsmu menginspirasi aku untuk menarikan tarian cintaku!” Pagi-pagi ketika ku buka email, Indar mengiriman email yang bercerita ia tertawa ngakak membaca emailku sehingga suaminya heran. Indar bilang dia juga jadi ingin menari! Bearti smsku sangat inspoiratif-kan!
Sms berikutnya dari adikku yang persis di bawah aku, Adelaida alias Susy atau kerap kupanggil Cucu. ”Detik ini adalah milikmu. Masa ini adalah hak mu. Rengkuhlah dalam-dalam karena umurmu bertambah satu. Happy b’day, God Bless you Cha!” Oh.... that is very nice. Thanks Cu.
“Happy b’day Icha. Tuhan memberkati. Panjang umur. Murah rezeki dan sehat selalu“ datang dari kakakku yang pertama, Etha.
Lalu sms dari seorang teman di Bandung, kang Teha Sugiyo:
”Everyday is a wonderfull opportunity 2 care, 2 love, 2 smile, 2 pray, to be thanksful 4 having a friend like U…HAPPY BIRTHDAY 2 U. God Bless U togerher your fam en I hope u live happily 4 ever”
Sms selanjutnya dari keponakanku Anna, anak pertama dari kakakku yang kedua. “ People live, people die, people laugh, people cry. Some giv up some will try. Some say hi, some say bye. Others may forget your B’day but never will I. Happy B’day” So sweet 4 me.
Lalu seorang sahabat yang selalu dekat di hati. Namanya Prisca, ia alumni IPB namun berkarir di sebuah Bank. Perkenalannya di mulai 16 tahu lalu, tak kala (Jangan ditertawakan) aku mengikuti pemilihan Putri Wisata Bahari! (Tuh………………… kan pada tersenyum). Sudah…………sudah jangan malah tertawa. Mengapa?...................maksudnya? Oh mengapa aku mengikuti Pemilihan Putri Wisata Bahari?
Jujur, aku sendiri kalau mengingatnya jadi tertawa. Niat awalnya aku merasa tertantang menuliskan wisata Bahari yang ada di indonesia, khususnya di Jakarta sebagai syarat awall mengikuti pemilihan putri ini. Aku pikir, tulisanku pasti bagus ( Am I Narsis?) Aku sadar diri kalau dari postur tubuh dan wajah, jauhlah untuk bersaing. Lalu.................? hey....penasaran yah? Sabar........sabar...........Ok aku lanjutkan.
Jadi aku berniat, mengirimkan foto dan nama adikku si Adelaida itu. Karena dia finalis beberapa pemilihan putri. Tapi adikku tidak bersedia karena takut kalau diminta mempertanggung jawabkan isi karanganku. So dengan berat hati aku mengirimkan atas namaku lengkap dengan fotoku. Ya.....................ampun, aku masuk 20 besar lalu 10 besar. Dan cukup sampai di 10 besar saja. Nah dinilah aku berkenalan dengan Priska yang kelihatannya juga sama Tpmboy-nya denganku.
Cerita punya cerita, ternyata Priska sedang menguji sisi keperempuannya dan usai mengikuti ajang pemilihan ini Priska yakin, dia tidak berminat jadi putri atau model. Dari sinilah persahabatan kami terus berlangsung. Priska menikah di bulan Nov 1995 dan melahirkan anak pertama laki-laki 20 Nov 1996. Bertepatan dengan ulang tahunku.
Setahun kemudian aku menikah Juli 1996 dan melahirkan anak kedua perempuan 31 Juli 2003. Tepat di hari ultah Priska. Kadang kalau kami sedang ngobrol, kami suka mempertanyakan apa ini artinya anak-anak kita berjodoh? Dan tidak ada diantara kami yang bisa menjawab. Sms dari priska berbunyi: ”Happy B’day dear. Success n happy always. Love Priska”. Aku langsung menjawab dan mengucapkan happy birthday for her son Kevin!
Sepanjang hari, sepanjang malam bahkan hingga subuh hari ini, 21 Nov, aku masih menerima sms. Dari keluarga besarku, keluarga besar Frisch, adik-kakak juga keponakan. Aku harus segera cepat-cepat menghapus dan mereplay balik ucapan terima kasih karena kapasitas hp yang terbatas. Jadi tidak semua pesan masih ada, yang tertinggal hanya beberapa, sekitar 30-an karena isi sangat indah. Mungkin kebanyakan punya selera bagus dalam merangkai kata, atau mengutip entah dari mana. Yang pasti sangat menyentuh buatku.
Ada dari pak Djoko Sri Molejono, ada dari Nana P di Semarang, ada dari Fuad di NTB ada dari Surbaya, dari Menado dan banyak lagi. Juga banyak ucapan masuk japri ke inbox ku dan sebagian tersebar di beberapa milis yang aku ikuti.
Aku cuma mau mengatakan, lewat tulisan ini aku mengucapkan banyak terima kasih atas semua ucapan dan perhatiannya. Senang rasanya mengetahui banyak kawan yang mengenal dan mengingatku.
Pagi tadi sangat aku berdoa untuk memulai hari, aku merenung. Sesungguhnya banyak sekali dalam hidup ini yang patut kita syukuri. Walau kehidupan itu sendiri tidak pernah lepas dari persoalan tapi tetap lebih banyak hal yang patut disyukuri. Aku jadi teringat salah satu tulisan Andreas Harefa yang mengatakan “Lebih muda mengucap syukur dalam keadaan bergembira di banding mengucapk syukur kala kita berada dalam kemalangan!”
Kesimpulannya: Megnucap syukur dalam kesusahan perlu belajar. Sama seperti kita perlu belajar jika kita jatuh miskin. Tidak susah dan tak perlu waktu lama untuk beradptasi makan di restaurant atau tinggal di rumah gedongan tapi perlu waktu lebih lama beradaptasi untuk belajar makan seadanya atau tidur di dipan kayu tanpa kasur.
Harus ku akui pernyataan itu benar. Tapi bertahun sudah aku belajar mengucap syukur dalam segala hal di setiap tarikan nafasku, termasuk dalam keadaan susah. Ternyata bersyukur itu menyenangkan. Bersyukur itu menenangkan. Ketika kita melepaskan semua himpitan hidup yang ada di benak dan di hati kita, lalu mengizinkan Dia sang pemilik kehidupan untuk menilik setiap persoalan yang kita hadapi.
Aku berkali-kali menghadapi persoalan tapi berkali-kali pula, bila saatnya tiba, semua persoalan selesai dengan sendirinya. Dan aku sungguh-sungguh percaya semua itu karena campur tangan Tuhan. Sehingga aku sungguh-sungguh percaya Tuhan menyayangi aku.
Dan ketika aku genap dimateraikan 41 tahun usiaku. Aku kembali dan tetap mengucap syukur dalam segala kelebihan dan kekuranganku. Aku berbahagia karena Tuhan tak pernah meninggalkanku baik kala aku senang maupun susah dan ini kudapati jawabannya karena sesungguhnya ketika kesusahan menimpaku, aku tak pernah lari dari Tuhan. Jadi aku tahu dengan pasti sesusah-susahnya persoalan hidupku, aku tak pernah sendiri. Jadi kalau aku susah saja aku tak pernah sendiri apalagi saat aku berbahagia. Seperti di hari ulang tahunku. 20 Nov jatuhnya hari Senin, jadi aku harus menunggu akhir minggu depan untuk mengumpulkan hadiah-hadiah yang akan ku terima. Asyik yah. Uh jadi tidak sabar menunggu minggu depan. (Icha Koraag. 21 Nov 2006)
No comments:
Post a Comment