Terapkan 3 Perilaku GERMAS, Dapat Cegah Penyakit Tidak Menular. Apa sih GERMAS, apa Sih Penyakit
tidak menular? GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, dicanangkan oleh KementrianKesehatan Republik Indonesia yang didasari akibat perubahan gaya hidup modern.
Perubahan gaya hidup akibat modernisasi, membuat kian banyak masyarakat mengidap PTM, yaitu penyakit yang timbul karena gaya hidup. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Dan itu berarti beban negara.
Perubahan gaya hidup akibat modernisasi, membuat kian banyak masyarakat mengidap PTM, yaitu penyakit yang timbul karena gaya hidup. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, dan hipertensi. Dan itu berarti beban negara.
Perkembangan teknologi komunikasi dengan hadirnya internet membuat
perubahan besar dalam pola-pola aktifitas di masyarakat. Untuk makan misalnya,
dulu, perlu proses panjang, dimana orang harus bergerak. Dimulai dari belanja, memilih bahan makanan, proses memasak hingga tersaji. Kini dengan fasilitas on line,
tinggal pilih mau makan apa, tekan nomor telephone, gunakan fasilitas ojek on
line, tunggu sesaat dan tralalala, makanan datang di depan pintu, siap saji,
siap disantap.
Nyaris tidak bergerak, nyaris tanpa usaha, makanan datang. Karena tanpa usaha yang besar, makanan tersaji dengan mudah, makin membuat orang enggan bergerak. Akibat malas bergerak, semua yang di makan dan diminum, tertimbun menjadi lemak. Inilah awal biang penyakit hadir dan mengendap dalam tumbuh.
Nyaris tidak bergerak, nyaris tanpa usaha, makanan datang. Karena tanpa usaha yang besar, makanan tersaji dengan mudah, makin membuat orang enggan bergerak. Akibat malas bergerak, semua yang di makan dan diminum, tertimbun menjadi lemak. Inilah awal biang penyakit hadir dan mengendap dalam tumbuh.
Itu saja? Enggak. Adanya fasilitas ojek on line, escalator dan lift
membuat orang makin malas bergerak/ berjalan atau naik tangga. Cukup tekan tombol atau pesan
ojek on line, duduk dan sampai di tujuan. Sebelum ada ojek on line, minimal
jalan dari rumah sampai depan komplek perumahan. Begitu juga saat pulang, turun angkot depan kompleks/perumahan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Dulu ke warung kalau perlu jajan atau kebutuhan kecil, beli lilin, beli batere harus jalan. sekarang karena kompetisi, warung/mini market melayani pembelian on line, lagi-lagi semua diantar ke rumah.
Kompetisi kian ketat, bukan cuma terbaik tapi tercepat menjadi faktor penentu.
Akibatnya, bekerja tidak mengenal waktu karena ingin mmberi yang terbaik dalam
waktu tercepat. Fokus bekerja, melupakan hal lain. Jam kerja berlebihan, makan
terlambat/lewat jam makan. Atau makan makanan cepat saji yang komposisi
makanannya tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Hasil akhirnya? Penyakit datang dan
tumbuh dengan subur.
Mengatasi perubahan gaya hidup modern ini yang mengakibatnya peningkatan
penyakit tidak menular di masyarakat, sama sulit dengan mengatasi penyakit
menular. Padahal seharusnya dengan meningkatkan pendidikan, meningkat pula
kesadaran untuk mengutamakan kesehatan. Tapi kenyataannya tidak seperti itu.
Masyarakat berpendidikan belum tentu memiliki kesadaran menerapkan Perlaku
Hidup Bersih dan Sehat. Kerja keras, lupa waktu, lupa makan termasuk lupa
mandi.
Hal-hal semacam itulah yang menginisiasi Kementrian Kesehatan RI meluncurkan Program GERMAS-Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Padahal
sejak dulu, kita sudah mengetahui di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
sehat. Kita paham betul lebih baik mencegah daripada mengobati. Sayang pemahaman
itu tinggal sebagai pemahaman tanpa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara
global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia
pada tahun 2008, sebanyak 36 juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh
Penyakit Tidak Menular. Penyakit Tidak Menular juga membunuh penduduk dengan
usia yang lebih muda. Serem nggak sih? padahal semua itu bisa dicegah. Terapkan 3 Perilaku GERMAS, Dapat Cegah Penyakit Tidak Menular.
Sudah dua tahun terakhir ini, saya mengidap diabetes. Dan itu saya dapat dari gaya hidup nggak sehat. Saya pecinta minuman bersoda. Suhu cuaca di Indonesia yang rata-rata panas, membuat minuman dingin bersoda, nikmatnya minta ampun. saya sangat jarang minum air putih. Selama ini, saya merasa sehat-sehat saja. Jadi saya juga nggak merasa perlu rutin memeriksa kesehatan. Saya pecinta sayur dan buah tapi mengkonsumsi dengan cara yang salah. Saya menerapkan 3 Perilaku GERMAS untuk mencegah PTM. Tapi dalam kondisi seperti saya, saya terapkan 3 dari 7 Perilaku GERMAS untuk menjaga gula darah saya stabil dan tetap sehat melakukan banyak aktifitas.
Di awali vertigo dan gusi bengkak, pergilah saya memeriksakan diri ke Puskesmas. Dokter menyarankan melakukan serangkain uji lab, salah satu pengecekan gula darah. Saya salah satu yang memilih untuk tidak tahu penyakit yang ada dalam diri karena saya takut kepikiran. Tapi gangguan veritigo dan gusi bengkak, membuat aktifitas saya terganggu termasuk makan. Maka dengan keterpaksaan saya melakukan pemeriksaan kesehatan.
Hasil uji Lab diterima, gula darah saya di atas 300. Sejumlah obatpun harus saya konsumsi. Sejak angka gula darah saya di atas 300, tiba-tiba minuman dingin bersoda terasa nggak enak. Konsumsi obat rutinpun tidak enak. Hidup saya berubah. Tapi saya masih ingin melakukan banyak hal sebelum ajal menjemput. Saya juga tidak mau menurunkan kualitas hidup karena sakit. Maka saya bertekad untuk kembali sehat. Saya menerapkan perilaku 3 dari 7 perilaku GERMAS.
Kuncinya, Saya mengubah gaya hidup dan pola makan. Saat bangun tidur pagi, saya minum air putih dan mengkonsumsi buah. (Biasanya pepaya atau pisang, karena buah yang mudah di dapat). Ya, saya mengkonsumsi buah di pagi hari, sekitar pukul 05.30. Dilanjutkan mengurus dan mempersiapkan seragam/pakaian sekolah/kerja untuk Pak Suami dan anak-anak, juga sarapan dan bekal.
Hal lain yang saya ubah adalah pola makan. Pagi saya membiasakan sarapan buah ditambah sepotong roti atau beberapa keping biskuit. Untuk makan siang, saya memperbanyak porsi sayuran juga buah, mengurangi karbohidrat dan tetap mengkonsumsi protein, seperti tempe, tahu, telor atau ikan/ayam/daging sapi secara bergantian dalam porsi secukupnya. Malam, makan malam lebih banyak buah, biasanya sebelum pukul 20.00. Indonesia kayak akan buah, tidak ada alasan untuk tidak mengkonsumsi buah lokal. Pepaya, pisang, jambu biji, jambu air, nanas, buah naga, salak, jeruk menjadi sering hadir di kulkas dan di meja makan di rumah.
Ini berlaku juga untuk Pak Suami dan kedua anak saya yang berusia remaja. Hanya berbeda dalam jumlah takarannya. Karena anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, maka porsi disesuaikan dengan kebutuhan mereka, sesuai usia dan berat badan.
Anak-anak masih berolahraga secara rutin, si Sulung laki-laki masih bermain futsal seminggu dua kali dan si Bungsu mengikuti sekolah tari, yang berlatih seminggu 3 kali. Saya dan Pak Suami, melakukan olahraga secara rutin. Kami memiliki sepeda statis yang kami gunakan secara bergantian (kalau lagi tidak beraktifitas ke luar rumah), 15-20 menit setiap kali penggunaan. Kami juga melakukan jalan santai. Biasanya bisa sekitar 45 menit. Di sore hari biasa atau pagi hari Sabtu dan Minggu. Melengkapi gaya hidup dan pola makan, saya dan keluarga melakukan pengecekan kesehatan secara berkala.
Oh ya untuk berolahraga juga nggak bisa sembarangan. Banyak kawan-kawan saya (emak-emak) beranggapan sudah berolahrga karena di rumah melakukan pekerjaan mencuci baju, mencuci piring, memasak dan mengepel. Benar itu dilakukan dengan bergerak dan mengeluarkan keringat tapi berolahrga harus dilakukan dengan perinsip BBTT-Baik, Benar, Terukur dan Teratur. Buat orang dengan usia di atas 40 tahun, disarankan olahraga yang ringan dan santai. Seperti jogging, senam aerobic dan jalan santai.
Saya menikmati proses perubahan gaya hidup dan pola makan. Berat badan saya dari 74 kg turun menjadi 59 kg dalam proses tersebut. Ganguan vertigo, sakit pada telapak kaki berkurang. Sehat saya dapat, dan bonus pengurangan berat badan. Nah buat kawan-kawan, ayo terapkan 3 perilaku GERMAS agar Dapat Cegah Penyakit Tidak Menular. Karena kita bisa berperan aktif membantu pemerintah dalam hal pengendalian PTM. Berikut:
7 Langkah GERMAS.
1. Perbanyak bergerak.
Lakukan olahraga rutin 30-45 menit, seminggu 2-3 kali
2. Perbanyak konsumsi buah dan sayur
Sayur emang nggak seenak daging atau ikan. Tapi sayur mengandung vitamin dan mineral yang tidak ada pada daging dan ikan. Selain itu sayur dan buah mengandung serat lebih tinggi yang bagus dalam membantu pencernaan,. kenyang lebih lama dan mampu memperlancar BAB.
3. Cek kesehatan secara rutin
Rutin melakukan pengecekan kesehatan secara rutin akan membantu mengidentifikasi gejala penyakit. Pedeteksian dini akan membantu menangani penyakit lebih cepat sehingga lebih cepat pula untuk disembuhkan.
4. Tidak Merokok
Nggak perlu dituliskan panjang lebar. sampai saat ini merokok lebih banyak merugikan karena merokok menjadi penyebab banyak penyakit. Bahkan orang tidak merokok tapi terpapar asap rokok juga bisa terkena penyakit.
5. Tidak Minum minuman beralkohol
serupa dengan rokok, lebih banyak berpotensi menyebabkan banyak penyakit.
6. Menjaga kebersihan lingkungan.
Bersih pangkal sehat. dan kebersihan juga sebagian dari iman. Penerapan pola hidup bersih dan sehat akan menjauhkan dari penytakit. pembiasaan cuci tangan dengan benar, sebelum dan sesudah makan maupun sesudah dari kamar kecil/Buang hajat. Termasuk bebersih (Cuci tangan. cuci muka atau mandi) sepulang dari ke luar rumah. Apalagi dari bepergian seharian. termasuk membiasakan rutin menyikat gigi.
Menjaga kebersihan di rumah, menyapu dan mengepel semua ruangan dalam rumah. Membilas bak/tempat air agar tidak ada jentik nyamuk. Membiasakan membuka jendela dan pintu agar baik sirkulasi udara. memastikan peralatan memasak dan makan dicuci dengan bersih. Sepele tapi penting, Membiasakan buang sampah pada tempatnya. Mengingatkan sesama anggota keluarga atau anggota masyarakat di sekitar rumah untuk tidak membuang sampah di got/parit.
7. Menggunakan jamban.
Bagi masyarakat urban/kota atau desa-desa yang dekat dengan kota, penggunaan jamban sudah biasa. Tapi tidak dengan Masyarakat yang masih tinggal di tengah hutan. di tepi kali, di kaki gunung di pelosok-pelosok Indonesia raya. masih banyak masyarakat yang buang Air Besar tidak di jamban. Maka dalam GERMAS, BAB di jamban menjadi salah satu perilaku yang harus diterapkan.
Kita tahu kotoran manusia mengandung banyak bibit penyakit, jika dibuang sembarangan (Di halaman depan, di halaman belakang/ di kali/ di hutan/di kebun) berpotensi menjadi sumber penyakit. Karena akan mudah dihinggapi lalat yang lalatnya akan berpindah ke rumah (ke makanan/minuman) Hal itu dapat menjadi penyebab penyakit.
Ke 7 langkah GERMAS, jika dilakukan maka selain membuat tubuh sehat, juga berdampak lebih luas meringankan beban negara. Karena lewat BPJS, negara hadir di saat masyarakat membutuhkan bantuan pembiayaan dan pengobatan saat sakit. Masyarakat sehat, anggaran kesehatan bisa dialihkan untuk hal
lain. Yuk Terapkan 3 perilaku GERMAS, agar Penyakit Tidak Menular dapat dicegah.
No comments:
Post a Comment