Kekurangan gizi pada anak dalam rentang waktu yang panjang akan menyebabkan anak gagal tumbuh. Pada hal kita tahu, anak-anak adalah generasi penerus yang otomatis merupakan calon pemimpin di masa depan. Sesuai dengan situasi dan kondisi maka persainganpun akan semakain ketat. maka sebagai orangtua kita perlu menyiapkan anak, agar menjadi individi yang sehat, kuat, cerdas dan siap menghadapi semua tantangan. Maka Edukasi Kesehatan dan Makan Bergizi Untuk Akhiri Gizi Buruk dan Stunting menjadi penting.
Sesungguhnya dengan kemajuan teknologi komunikasi, seharusnya akes mendapatkan informasi jauh lebih mudah. Sayang kemajuan teknologi tidak diikuti dengan minat baca. Masyarakat Indonesia salah satu negara yang kurang minat bacanya. Indonesia menempati urutan hanya satu tingkat diatas Botswana dalam urusan minat baca. Ini disampaikan Kang Maman Suherman yang hadir sebagai moderator, di acara diskusi sehari dengan judul
Menuju Zero Gizi Buruk dan Stuntinting 2045
melalui upaya
Promotif Pgreventif dan Peningkatan Pengawasan Pangan
Diskusi yang di gelar di LBh jakarta. menghadirkan narsumber, sebagai berikut;
Ir. Doddy Izwardy, MA., selaku Direktur Gizi Nasional
Kemenkes RI,
Arif Hidayat,
SH.MH selaku Ketua dari Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarkat (KOPMAS),
Anisyah S.Si,Apt, MP selaku Direktur Registrasi Pangan
Olahan BPOM,
Yuli Supriyati selaku Wakil Ketua dari Koalisi
Perlindungan Kesehatan Masyarkat (KOPMAS)
Stunting dan masalah gizi lainnya merupakan ancaman besar
bagi negara, karena akan berdampak pada menurunnya kualitas sumberdaya manusia
ke depannya. Oleh karena itu edukasi 1000 HPK kepada masyarakat merupakan
prioritas pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam rangka peningkatan
status gizi anak dan menurunkan angka stunting dan gizi buruk.
Dalam upaya membantu pemerintah dalam
mengurangi gizi buruk, perlu adanya peran serta aktif semua pihak. Koalisi
Perlindungan Kesehatan Masyarakat (KOPMAS) yang tergabung di dalamnya beberapa NGO
yang peduli akan kesehatan masyarakat,
dalam rangka menyambut hari gizi nasional tergerak untuk melakukan
kunjungan dan pemantauan ke beberapa wilayah yang tercatat sebagai wilayah
dengan tingkat gizi buruk tinggi diantaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa
Tengah tepatnya di Semarang, NTT dan Papua untuk mengetahui apakah masih ada
anak-anak di wilayah tersebut yang terkendala kesehatannya karena gizi buruk.
Diskusi setengah hari ini, membahas temuan KOPMAS dari kunjungan ke beberapa daerah. Temuan tersebut yang terlihat dari foto-foto yang dipamerkan.
- Kurang gizi/gizi buruk
- pemberian SKM pada bayi dan balita sebagai pengganti susu
Permasalahan gizi, baik gizi kurang termasuk stunting dan
gizi lebih, terjadi hampir di seluruh strata ekonomi masyarakat baik di
pedesaan maupun perkotaan. Hal ini menunjukkan bahwa yang mendasari terjadinya
masalah gizi tersebut bukan hanya kemiskinan, namun juga kurangnya pengetahuan
masyarakat akan pola hidup sehat dan pemenuhan gizi yang optimal
Sebagai Ibu saya sangat prihatin mengetahui hasil temuan KOMPAS. Saya jasi semakin yakin pentingnya pendidikan bagi para Ibu. Bukan sekedar meningkatkan kemampuan intelektual diri sendiri tapi kemampuan ibu sangat diperlukan sebagai modal mendidik dan merawat anak-anak. Bukan sekadar bagaimana meningkatkan minat baca.
Dulu saja saya marah kalau ada yang meremehkan lulusan perguruan ingi cuma jadi ibu Rumah Tangga. Heloo, pendidikan tinggi seorang perempuan adalah modal besar dalam mendidik dan merawat anak. Jangan mengira untuk jadi Ibu nggak perlu sekolah tinggi.
Para Ibu terutama Ibu muda, perlu diberi pendidikan mengenai informasi kesehatan dan makana bergizi, terutama pentingnya pengetahui tersebut di 1000 HPK. Karena 1000 HPK adalah masa keemasan, orangtua memberi andil penting pada anak untuk masa depannya.
1000 HPK dihitung sejak janin masih dalma kandungan hingga anak berusia 3 tahun. Masa-masa di mana memerlukan asupan gizi yang optimal agar terbentuk daya tahan tubuh yang kuat. daya tahan tubuh yang kuat membuat anak sehat. anak-anak sehat akan mudah makan dan mudah berkatifitas yang dapat menunjang kemampuan otak dan fisiknya.
Hal ini perlu dilakukan dari sekarang karena ganguan gizi buruk atau gagal gizi sama dengan gagal tumbuh. Anak gagl tumbuh salah satunya stunting, anak tumbuh tidak optimal baik tingi maupun berat badan di banding usia. Stunting bukan cuma memepengarui fisik tapi juga ada gangguankemampuan otak dan aya tahan tubuhnya.
Jika kita berharap di 100 tahun Indonesia merdeka, anak-anak Indonesia sudah lepas dari persoalan gizi buruk dan stunting, maka itu sudah harus dimulai dari sekarang. Pemberian gizi baik tidak harus selalu berbahan mahal. Karena itu penting para orangtua memiliki pengetahuan mengenai jenis,/bahan gizi dan cara mengelola bahan makanan yang baik dan benar. Termasuk jadwal yang teratur dalam pemberian makan bagi anak-anak. Pola makan yang teratur dan gizi yang baik akan memberikan hasil yang baik juga bagi tumbuh kembang anak-anak.
No comments:
Post a Comment