Saya selalu tertarik membaca atau mengikuti kegiatan
sosialisasi/seminar terkait kanker terutama kanker serviks. Entah mengapa, buat
saya penyakit kanker “menarik” untuk
dipelajari lalu dicari tahu penyebab dan
pencegahannya. Maka berbahagialah saya ketika bisa mengikuti Gathering Blogger
bersama RS Mayapada dengan Tema:
MENGENALI BAHAYA KANKER SERVIKS.
Saya Peduli kanker serviks. Harus meyakini kanker serviks dapat disembuhkan. Kanker serviks menempati
urutan pertama sebagai penyakit yang mematikan perempuan di Indonesia.
Jumlahnya sangat banyak. Setiap tahun sekitar 15.000 terjadi di Indonesia. Setiap
hari dari 40 perempuan yang didiagnosa terkena kanker serviks, 20 diantaranya
meninggal. Berdasarkan data, ada peningkatan sekitar 3,9 persen dari tahun 2016
ke 2017. Dari 17,8 juta jiwa menjadi
21,7 juta jiwa. Info dari sini:
Sedangkan berdasarkan data Riskesda 2013 di Indonesia ada
sekitar 98.000 penderita kanker serviks. Dari semua jenis kanker yang ada
kanker payudara dan kanker serviks menempati prevalensi paling tinggi. 0,8
untuk kanker serviks dan 0,5 untuk kanker payudara. Dari laman Depkes.go.id,
prevalensi penderita kanker serviks tertinggi berada di Provinsi Kepulauan
Riau, Maluku Utara, dan Yogyakarta. Di provinsi tersebut, prevalensinya
mencapai 1,5 persen. Sedangkan pengidap terbanyak ada di propnsi Jawa Timur dan
Jawa Tengah.
Beberapa tahun lalu, keponakan saya, seorang ibu dengan dua
balita meninggal karena kanker serviks. Kemarahan saya semakin besar, manakala
di luaran ada obrolan nyinyir, yang mengatakan kanker serviks karena gonta-
ganti pasangan. Saya merasa seolah, almarhumah keponakan saya dituduh seperti
itu. Padahal gonta-ganti pasangan hanya salah satu penyebab. Yang pasti, kanker
serviks dapat terkena pada perempuan yang aktif secara seksual.
Bicara aktif secara seksual, kita bicara gaya hidup. Pada
kebanyakan orang Indonesia, membicarakan gaya hidup adalah sesuatu yang tabu.
Itu wilayah pribadi yang tidak baik untuk dibicarakan. Atau bahasa kasar, Its
not your business. Bukan urusan loe!
Penyebab kanker serviks itu sendiri bukan cuma karena sering
gonta-ganti pasangan. Kanker serviks disebabkan virus yang bernama Human
Papillomavirus. Kanker serviks itu
dimulai ketika sel-sel yang sehat mengalami mutasi genetik pada DNA. Mutasi ini
menyebabkan sel normal menjadi sel tidak normal. Sel yang sehat berkembang pada
kecepatan tertentu tapi sel kanker tumbuh dan berkembang biak tanpa terkendali.
Siapa yang bisa terkena kanker serviks? Perempuan yang aktif
secara seksual. Artinya penyakit ini
agak-agak jauh dari perempuan yang belum pernah melakukan hubungan seks.
Namun demikian, alangkah baiknya jika anak-anak perempuan yang sudah haid
diberikan vaksi HPV. Jujur saya deg-degan, gaya hidup generasi sekarang sangat
berbeda dengan gaya hidup saya, apalagi gaya hidup orantua saya.
Dalam sebuah percakapan santai, seorang kawan yang juga ibu
dan memiliki anak perempuan usia remaja bertanya, apakah putrid saya sudah
memiliki pacar? Spontan saya menjawab belum. Usia putri saya baru 14 tahun.
Lalu kawan saya bertanya darimana saya tahu? Saya menjawab lagi, ya tahu dong
kan saya ibunya. Namun terselib juga keraguan, benarkah saya tahu karena saya
ibunya? Atau itu cuma sebatas perasaan saya. Perasaan sebagai ibu yang menurut
saya harusnya tahu semua hal tentang putrinya.
Kawan saya tersenyum dan melanjutkan, sejauhmana komunikasi
saya dengan putri saya. Saya jawab, dekat bahkan dekat sekali dan komunikasi
kami terbuka. Ada kelegaan di dada ini. Ya, saya memang membiasakan komunikasi
terbuka dengan anak. Saya tahu siapa kawan-kawan, apa yang sedang dibaca atau
apa yang sedang dikerjakan bersama kawan-kawannya. Sayapun yakin, saya mengenal putri saya
dengan baik. Lega deh.
Saya terpikir untuk memberinya vaksin HPV mengingat putri saya
sudah menstruasi . Pemberian vaksinasi ini bertujuan mencegah. Sempat ada isyue
kalau pemberian vaksin HPV ini bisa menyebabkan manepouse dini. Tapi isyue
tersebut tidak benar. dr Yuslam Fidianto
Sp.OG, selaku narasumber blogger gathering hari itu menegaskan pemberian vaksinasi
HPV tidak menyebabkan menepouse dini. Menopause berhubungan sama hormon dan
siklus haid.
Pada perempuan dewasa
yang sudah menikah atau yang aktif melakukan hubungan seksual, sangat
disarankan melakukan papsmear, minimal setahun sekali. Dari Papsmear bisa diidentifikasikan
beberapa penyakit sejak dini. Salah satunya kanker serviks. Kanker serviks
bukan tanpa gejala atau datang secara mendadak. Ketidak pekaan kita yang
seringkali membuat terkaget-kaget, ketika misalnya ada vonis dokter yang mengatakan stadium 2 kanker serviks.
Kanker serviks memberi tanda, seperti keputihan yang berbau,
dan pendarahan berkelanjutan. Jangan pernah anggap sepele. Ah cuma keputihan,
paling jamur atau ah pendarahan ini kan karena kelelahan. Sebagai orang awan,
kita tetap perlu mempercayakan kesehatan pada ahlinya. Segera lakukan
pemeriksaaan. Jika tenaga ahli kesehatan mengatakan tidak apa-apa, ya tidak
apa-apa. Sebaaliknya jika tenaga kesehatan mengatakan harus ditindak lanjuti
dengan pemeriksaan lab atau minum obat, baiknya segera dilakukan. Penyesalan
selalu datang dibelakang- lah kalau di depan namanya pendaftaran, apa ada yang
mau mendaftar untuk dapat penyakit? Pasti tak ada yang mau.
Kanker serviks dapat disembuhkan. Tanpa mendahului kuasa
Tuhan YME. Pada dasarnya semua penyakit bisa dicegah. Dengan mendeteksi secara
dini, berbagai penyakit dapat ditangani dengan cepat sehingga memungkinkan
untuk disembuhkan. Sayangnya banyak orang pada masyarakat Indonesia, enggan
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Salah satu dari tiga poin utama pada Gerakan Hidup sehat Masyarakat
atau GERMAS, adalah cek kesehatan secara rutin. Dua lainnya, perbanyaka
konsumsi buah & sayuran serta banyak berolahraga. Seperti pepatah mengatakan
lebih baik mencegah daripada mengobati. 3 poin dalam gemas dapat menjauhkan
kita dari berbagai penyakit. Itu upaya yang dilakukan pemerintah lewat GERMAS
dengan tujuan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Karena berbagai
penyakit yang ada, selain menghabiskan dana pemerintah juga menyebabkan
produktifitas yang bersangkutan menurun. Maka kualitas hiduppun menjadi rendah.
Terima kasih kepada Mayapada Hospital. Mayapada Hospital Lebak Bulus, atau tepatnya Mayapada Hospital Tangerang, yang berada dalam Mayapada Healthcare Group, yang bersama dr Yuslam Fidianto
Sp.OG, sudah mau berbagi informasi. RS. Mayapada bisa melayani pemberian vaksin HPV. Dengar-dengar, ada harga khusus loh buat blogger. Gathering Blogger ini afalah upaya RS. Mayapada mengedukasi Dan mensosialisasikan, seputar kanker serviks
Kanker serviks walau terjadi pada perempuan tetapi kaum lelaki
bisa membantu mencegah dengan menjaga kebersihan kehidupan tetap sehat. Setia dan hormati pernikahan. Tidak melakukan
hubungan sex selain dengan pasangan. Menjaga kebersihan alat kelamin/penis. Terutama
pada lipatan kulit di kepala penis lelaki yang tidak/belum bersunat. Biasanya di
sanalah kotoran, biang penyakit bersembunyi.
Kebersihan alat kelamin baik pada lelaki maupun perempuan
harus dijaga kebersihan. Jika menggunakan
toilet umum, di manapun. Nggak peduli di hotel atau di terminal/SPBU. Pastikan
anda membilasnya dengan air mengalir. Bukan pada air yang ada di ember/bak
tersedia. Bersih Pangkal Sehat. Termasuk harus selalu mencuci tangan, apalagi
sebelum makan.
Saya Peduli kanker serviks, maka Saya berniat memberikan pada anak perempuan
yang sudah menstruasi, sejak usia 11 tahun. Oh it's, pada wanita yang aktif
melakukan huungan seks ada baiknya lakukan papsmear terlebih dahulu, jika dari
hasil paspsmear diketahui ada yang tidak beres, harus segera ditangani. Jika hasil
papsmear bagus, vaksin HPV bisa diberikan. Baksin HPV ini diberikan
serangkaian sebanyak 3 kali. Vaksin kedua diberikan berjarak 3 bulan dan vaksin
ketiga diberikan dalam jarak enam bulan. Harganya lumayan tetapi kesehatan jauh
mahal. Maka mencegah tetap lebih baik daripada mengobati.
Apakah dengan pemberian vaksin HPV, dijamin tidak akan
terkena kanker serviks. Kembali lagi
pada gaya hidup. Jika setia dan
menghormati pernikahan, tidak melakukan hubungan seks dengan yang bukan
pasangan, makan bernutrisi, rajin berolahraga, istirahat cukup tentu akan
menjauhkan bukan hanya dari kanker serviks tapi juga dari penyakit yang lain. Termasuk
tidak merokok dapat membuat hidup lebih sehat.
Ibu Elly Mawati, Survivor.
Melihat sosoknya, tidak terlihat ia penderita kanker colon (usus)
dan kanker serviks. Bahkan mendengar ia berbagi kisah hidupnya, hanya airmata
yang mengalir deras, dada ini bergetar hebat tak mampu berkomentar. Hanya dalam
hati bertanya, kok bisa, kok ada perempuan kuat seperti Ibu Elly. Bagaimana mungkin
perempuan ini yang begitu tertib menjaga kesehatan tubuhnya, harus menanggung
kanker usus dan kanker serviks dalam waktu nyaris bersamaan?
Bahkan ia menanggung penderitaannya sendiri. Nyaris tak
berbagi dengan suami maupun pada kedua anaknya. Alasannya, ibu Elly tidak ingin
membagi kecemasan baik pada suami dan pada anaknya. Karena anak-anak tengah
berjuang untuk kehidupan mereka (masih kuliah) sedangkan Ibu Elly enggan berbagi dengan suami karena ia tidak ingin mengganggu /membebani pikiran sang
suami. Sang suami yang mempunyai usaha bengkel harus bekerja. Jika pikirannya
terganggu tentu tak dapat bekerja. Padahal dari usaha bengkel itu nafkah di
dapat termasuk untuk membiayai pengobatan.
Serangkaian operasi berulang dan pengobatan yang berkelanjutan
harus dijalani Bu Elly, kuncinya cuma satu, ikhlas menerima dan menjalani.
Kompromi dengan diri sendiri. Bagaimana bisa bangkit dan kuat kalau tidak
menguatkan diri? Karena itu Ibu Elly menyarankan, bila ada yang sakit,
bergabunglah pada kelompok-kelompok senasib. Bukan untuk meratapi, sebaliknya
untuk saling menguatkan. Bahkan bisa jadi jika ada kawan yang meninggal. Obat-obatannya
bisa diberikan kepada yang masih berjuang untuk kesembuhan. Miris tapi ini
realita. Bergabung dengan kawan senasib, bisa saling bertukar info dan perasaan
yang sama. Namun dari semua yang
dikisahkan Ibu Elly, dua hal yang saya tangkap dan pahami, Ikhlas tetap
berusaha. Ikhlas menerima dan teap berusaha melakukan upaya penyembuhan. Hati
yang riang dapat menekan pertumbuhan penyakit karena hati yang gembira adalah
obat. Ya, Ibu Elly meyakini kanker serviks dapat disembuhkan.
Kanker yang membahayakan dan mengancam jiwa pun bisa di obati ya Bun asalkan terdeteksi dini.
ReplyDeleteArtikel lengkap. Informatif dan sangat bermanfaat. Kuncinya gaya hidup sehat. Tidak berlaku hanya untuk wanita saja tapi pria juga harus menerapkan dalam keseharian. Terima kasih Buncha sudah berbagi
ReplyDeleteInformatif banget mak,lengkap. Keputihan bau dan pendarahan pada wanita,jangan dianggap sepele. Harus sering2 ngecek kl lg keputihan
ReplyDeleteTurut sedih ponakan buncha kena penyakit ini. Mpo baru melek kasus jupe merebak. Jaga diri dan anak perempuan agar makin berkurang /sedikit yg kena kanker serviks
ReplyDeleteBerharga nya kehidupan dan jangan sampai sakit. Buat apa banyak uang, kalau sakit . Vaksin cukup sekali. Semoga di tahun mendatang ada obat ampuh bunuh kanker, tidak hanya kemoterapi
ReplyDelete