Jiwa Indonesia dalam Mahakarya Indonesia

Bicara jiwa Indonesia mengandung makna filosofi yang dalam. Mendengar penjelasan Sejarahwan JJ.Rizal, Aktor dan pelaku Pencak Silat, Yayan Ruhian serta Dayang Wayang Urban Nanang Hape dalam diskusi Mahakarya Indonesia menghantarkan saya pada rasa syukur dan bangga sebagai bangsa Indonesia.

Sesungguhnya nilai nilai luhur Bangsa Indonesia yang menjadi Jiwa Indonesia dalam Mahakarya Indonesia merupakan pengejawantahan Dari apa yang ada di masyarakat. Pencak Silat sebuah ilmu beladiri yang di dalamnya terdiri dari gabungan olahraga, olah jiwa, keindahan, pertahanan, daya serang dan kekuatan mematikan.

Dua pelaku pencak silat, lelaki Dan perempuan mempertunjukan gerakan gerakan silat yang mempesona. Siapa mengira gerakan yang indah serupa tarian tapi mempunyai kekuatan yang mematikan.

Menurut Yayan Ruhian, tangan pesilat selalu terbuka. Bermakna pada dasarnya menghindari perkelahian namun jika diserang tetap akan dihindari atau ditangkis. Tapi jika dipaksa pertahanan bisa berbalik menjadi serangan.

Demikianlah nilai luhur yang ada bahwasannya pencak silat bukan sebagai senjata melainkan membela diri. 

Begitu pula dengan wayang, Nanang Have mengatakan seharusnya wayang bisa menjadi jembatan penyampaian pesan. Sayang diantarkan dalam bahasa yang tidal dipahami maka peminat wayang menjadi terbatas. Lahirnya wayang urban Karena keinginan Nanang agar generasi myda bisa menyukai wayang Dan wayang tetap menjadi media Untuk menyampaikan pesan. 

Wayang menjàdi penting Karena kandungan nilainya. Di mana filosofi wayang sangat erat dengan nilai kehidupan itu sendiri. Siapa mengira gunungan yang selalu ditancapkan, berasal dari kata yang bermakna hidup. Sehingga ketika gunungan ditancapkn, berarti kehidupan dimulai.

Kesederhanaan, kerjakeras, kesabaran Dan keramahtamahan adalah  bukti, sesungguhnya Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang berbudiluhur. Dan nilai nilai kesederhanaan, keramahan, kerjakeras dan kesabaran memang Jiwa Indonesia yang ada dalam setiap Mahakarya Indonesia.