TOLAK FEE JOB REVIEW Rp. 20.000

Tidak bermaksud memprovokasi. Setahun lalu saya membaca status kawan facebook yang mencari blogger untuk job review. Sayapun memberikan link blog saya. Singkat cerita blog saya disetuju untuk mendapat job review. Tidak lama, lalu masuk pesan di inbox  berupa brief job review. 

Permintaanya sederhana saja, sebuah tulisan sekitar 200-300 kata, menyebut nama perusahaan dan ngelink hidup ke web perusahaan tersebut. Saya hanya perlu waktu sebentar untuk memahami brief tapi saya perlu waktu lama untuk mencerna angka sebagai fee nya Rp. 20.000 karena tidak ada penjelasan dengan huruf, maka saya membalas inbox dan bertanya, itu feenya kurang satu nol? Jawabnnya tidak!. Memang dua puluh ribu rupiah. 

Saya langsung mengcapture screen shoot informasi yang menawari  job review dengan fee Rp. 1 jt. Balasan inboxnya, saya juga sering mendapat job review segitu tapi dulu saya awal juga menerima Rp. 20.000. Ini kan temanya sederhana dan materi tidak susah, kalau kamu tidak mau ya tidak apa-apa. Ini proyek jangka panjang. Saya balas lagi, kamu blogger? Tapi kamu hargai sesama blogger senilai itu. Itu namanya makan teman.

Kok hadiah kuis pulsa 20.000 mau? Jelas beda dong. Biar cuma pulsa 5000, pasti tidak ditolak. Ikut kuis kan iseng-iseng berhadiah. Berbeda dengan menerima tawaran job review.

Saya tahu banyak kawan-kawan yang sudah pernah menerima job review, yuk diskusi berapa sih harga yang pantas untuk sebuah job review? Apakah page rank menjadi penentu? Menurut saya enggak tuh. Beberapa waktu lalu sebuah perusahaan telekomunikasi menawari 50 blogger job review dengan fee Rp. 1 jt utk satu tulisan dan 12 tweet. Tidak pakai standar harus page rank tertentu.

Saya ingin menghimbau, kita sesama blogger harus saling menghargai. Di grup WA yang saya ikuti, kami berbagi kisah bagaimana banyak perusahaan on line menawari job review mulai dari Rp. 75.000/tulisan dan dibayar dengan voucher. Karena sudah ada beberapa kawan yang ditawari maka kamipun bertukar cerita. Awalnya karena tidak paham ada yang menyesal karena menerima fee Rp. 100 ribu berupa voucher. Ketika yang lain ada yang menolak nilai itu dan minta dinaikkan lalu disetujui, maka kami menyadari, tidak ada harga yang pasti. Semua masih bisa dinegosiasikan.

Beberapa hari ini, banyak lagi penawaran job review dari on line shop. karena kami sudah tahu standarnya, maka kami rata-rata bertahan Rp. 250.000 atau Rp. 300.000 (untuk 250-400 kata) tapi cash money bukan voucher. Melihat kondisi semacam itu, saya menyadari pada dasarnya sesama blogger bisa bersatu untuk menentukan tarif. Memang karena dari banyak latar belakang dan banyak yang masih belajar menulis membuat tidak ada standar kualitas yang sama. Tapi tidak berarti harga diri diobral dengan mnerima fee Rp. 20.000 kan?

Ada juga  komunitas yang menjadi makelar. Menerima job review lalu mendistribusikan ke anggota komunitas tersebut. Tidak semua kebagian job review karena di sesuaikan dengan produknya. Tapi herannya yang menerima ya itu-itu saja. Kalau produknya menyangkut bayi dan balita, sudah ada list namanya  siapa saja. Jika produknya berkaitan dengan ibu rumah tangga (Dapur atau kamar mandi) juga sudah ada daftarnya siapa saja. Begitu juga untuk review kosmetik atau restauran.  Padahal anggota komunitasnya banyak. 

Nah kalau yang seperti itu saya belum menemukan kuncinya, bagaimana bisa masuk daftar tersebut. Pertanyaan saya, mereka yang mendapat job review karena kualitas tulisannnya (Blog) atau faktor kedekatan dengan pengurus komunitas ya? Lagi-lagi saya belum mendapat jawaban.  

Lewat tulisan ini, saya cuma menghimbau kepada blogger yang mau memberdayakan  sesama blogger, berkacalah pada diri sendiri, Jika kamu diperlakukan seperti itu apakah menyenangkan?  Saya juga mengajak sesama blogger untuk terus meningkatkan kualitas tulisan. tapi yang pasti Jangan terima alias TOLAK fee Rp. 20.000. Jika kamu menerima fee Rp. 20.000 maka segitu itu nilaimu.