Dok: Indonesiarayanews.com |
Masih mencoba bertahan di hari ke-9 #10daysfor ASEAN. Walau
entah mengapa, mulai merasa lelah. Tema kali ini mengenai Negara dengan ibukota
Bandar Seri Begawan. Sebuah Negara kerajaan, walau kecil tapi kaya.
Brunei Darussalam adalah negara penyelenggara KTT ASEAN
ke-22 pada bulan April 2013 lalu. Dalam KTT ke-22 di Brunei Darussalam
itu, tema yang diangkat adalah “Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan”,
(Our People our Future Together) dengan pokok perundingan pembangunan badan
persatuan ASEAN, dengan tiga pilar yaitu Persatuan Keamanan, Persatuan Ekonomi
dan Persatuan Sosial & Kebudayaan. Pembangunan Badan Persatuan ASEAN itu
harus dirampungkan sebelum 31 Desember 2015. Dengan ketiga pilar tersebut,
bagaimana mencapai tujuan pembangunan badan persatuan ASEAN? Mampukah
negara-negara ASEAN mewujudkan Menyatukan Rakyat, Menciptakan Masa Depan?
Kok saya merasa pesimis yah dengan tenggat waktunya?
Sekarang sudah September. Apa iya dalam waktu tiga bulan bisa terwujud?
“Menyatukan Rakyat,
Menciptakan Masa Depan”, saya memahaminya sebagai upaya menyatukan rakyat
di seluruh Negara ASEAN. Karena pemersatuan ini akan menjadi dasar yang kuat
bagi tiga pilar yaitu Persatuan
Keamanan, Persatuan Ekonomi dan Persatuan Sosial & Kebudayaan.
Brunei selaku pemimpin ASEAN 2013, dituntut mampu mengendalikan Konflik Laut China Selatan, mengingat keberadaan laut China selatan berkaitan langsung dengan kehidupan negara anggota ASEAN lainnya seperti philipina, Malaysia juga Indonesia.Ketidakberdayaan Kamboja sebagai pemimpin ASEAN taun 2012 mengecawkaan. namun bisa dipahami kondisi sosial eonomi dan politik Kamboja masih sebagian bergantung pada China.Berbeda dengan Brunei yang secara ekonomi dan sosial politik lebih mampan. Indonesia sendiri turut mengawal proses perdamaian atas konflik laut China Selatan.
Persatuan Keamanan:
Untuk mempersatukan pastinya diperlukan standar yang sama
alias persamaan. Persamaan apa yang bisa membuat rakyat bersatu tanpa merasa
terintimidasi? Pastinya persamaan di segala hal. Terutama yang menjadi standar
hidup layak. Adanya standar kelayakan
hidup, akan memacu tiap Negara mengoptimalkan kesejahteraan rakyatnya.
Lalu batasan-batasan dalam kebijakan yang akan dibuat
dengan mempertimbangkan hak dan kedaultan tiap anggota ASEAN. Artinya ketika
sebuah kebijakan di Negara anggota ASEAN di buat, salah satu petimbangannya
adalah keberadaan Negara anggota ASEAN lainnya. Termasuk ketika akan membuat
kesepakatan dalam bidang apapun dengan Negara lain. Terutama dengan Negara non
ASEAN.
Kesetaraan anggota ASEAN akan menjadi sebuah kekuatan dalam
posisi tawar dengan Negara lain ataupun organisasi dunia seperti PBB, APEC,
Kelompok 7, dan lain-lain.
Persatuan Ekonomi:
Anggota ASEAN harus duduk dan berdiskusi bersama untuk
melihat sektor-sektor ekonomi yang bisa dikembangkan secara bersama-sama. Baik dengan
pertukaran teknologi maupun dengan penyesuaian program kerja. Mayoritas Negara Anggota
ASEAN memiliki penghasil dari pertanian,
industry, minyak dan pariwisata. Kesamaan dibeberapa sektor bisa menjadi
permulaan yang baik. Termasuk menangani issue dunia soal penghijuan hutan.
Negara Anggota ASEAN mempunyai hutan yang luasnya cukup diperhitungkan sebagai
paru-paru dunia.
Persatuan Sosial dan
Kebudayaan
Kesamaan yang pasti lainnya, semua Negara anggota ASEAN adalah
sama-sama pernah di jajah. Penjajahan atas Negara-negara anggota ASEAN ini
membuat secara keseluruhan sifat dan bawaan rakyat mempunyai kesamaan, yaitu
tidak ingin di jajah kembali. Walau kenyataan belum juga hidup sejahtera walau
negaranya sudah merdeka. Atas dasar kepentingan pemersatu di bidang sosial dan
kebudayaan, perlu ditingkatkan kerjasama pertukaran budaya.
Secara keseluruahn
ketika membahas tema untuk #10daysforASEAN, saya pribadi melihat, semua
mempunyai dasar yang sama. Ini bisa menjadi modal untuk mempersatukan. Pada akhirnya masuknya salon Thailand, kampanye Truly Asia, persamaan
Angkor wat dan Borobudur, Kopi Vietnam, ketertutupan Laos dalam pemberian Visa,
Konflik perbatasan Singapura-Malaysia, Atau Philipina yang masih anti kebebasan
beropini, semuanya perlu diselesaikan bersama-sama dengan menekan ego.
Penghormatan terhadap kedaulatan tiap Negara sebagai salah satu tujuan ASEAN
diikuti peningkatan kesejahteraan masyaraatnya. Inilah yang memerlukan penekanan
ego, bukan semata memperlihatkan kekuatan negaranya tapi lebih mengedepankan
kesejahteraan rakyat. Untuk apa bersengketa kalau rakyat jadi korban,
sebaliknya jika bisa mengalah untuk masa depan yang lebih baik, tentu tidak
salah. Tujuan ASEAN adalah Menyatukan
Rakyat, Menciptakan Masa Depan yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment