Syukuran 84 tahun, 24 September 2013 Bersama sebagian anak dan cucu. Kalau semuanya, tidak muat fotonmya. |
Ibu saya baru saja berulang tahun
ke 84 tahun. Angka 84 buat usia manusia, adalah angka yang sangat banyak. Saya
tahu ada yang lebih dari itu tapi bukan di situ hal yang ingin saya ceritakan.
84 tahun adalah rentang usia yang sangat panjang bagi usia kehidupan manusia.Di
lihat dari tahap perkembangan manusia, mulai bayi, batita, balita, anak, pra
remaja, remaja, dewasa muda, dewasa, usia produkstif, mapan, pensiun, lansia.
Sangat-sangat panjang.
Ibu saya sudah melewati itu.
Bahkan dalam proses kehidupannya sebagai perempuan, ia sudah melewati tahapan
yang rasanya, saya sulit membayangkannya. Misalnya melalui masa perang.
Mendampingi suami yang berpofesi sebagai anggota militer sambil mengurus anak,
bukanlah pekerjaan yang mudah. Ibu saya juga sudah melewati tahapan merelakan
anak-anaknya dipinang lelaki untuk dijadikan istri. Mendampingi anak-anaknya
melahirkan cucu-cucunya. Airmata kesedihan, air mata haru, air mata kemarahan
dan air mata kebahagiaan semua sudah pernah tercurah.
Ketika suaminya (Papa kami),
pulang kepangkuan Ilahi, baginya berarti hilangnya separuh jiwa. Anak, mantu
dan cucu tak bisa mengembalikan separuh jiwanya yang sudah hilang. Tapi dengan
jiwa yang tinggal separuh, ia masih mampu menuntaskan tugas dan kewajibannya.
Padahal saat itu, Mama masih harus
mendampingi lima anak yang masih
bersekolah. (Si bungsu masih duduk di kelas 1 SMP)
Diusia yang sudah sangat banyak,
84 tahun, Perempuan perkasa ini layak menikmati kehidupanya dengan nyaman dan
bahagia. Perempuan hebat ini telah melewati begitu banyak rintangan dan beban
dalam menjalani kehidupannya. Sebagai istri, ibu, nenek, anak, kakak, adik,
guru, teman dan banyak lagi macam profesinya. Telah banyak asam garam dunia ia
kecap. Hingga kini, ia masih berada di tengah kami, anak-anak, mantu, cucu dan
cicitnya..
Sejalan dengan pertambahan
usianya, kondisi fisikpun ikut menua. Pola makannya sudah sangat berubah. Ia tak mampu makan
banyak. Porsi makanya sedikit, makanan di buat lebih lunak. Benar adanya, jika
siklus manusia dimulai dari ketidakberdayaan saat lahir, akan berakhir dengan
ketidakberdayaan pula saat usia lanjut.
Tapi saya kerap lupa, jika
tubuhnya kini kian merapuh. Dengan niat menyenangkannya, kami masih mengajaknya
berjalan-jalan di mall atau di tempat-tempat wisata. Saya pribadi terkadang
lupa, kaki mungilnya (Ukuran kakinya no:36) sudah lelah menapaki ribuan
kilometer perjalanan kehidupannya selama 84 tahun. Tapi perempuan ini, paling
pantang terlihat rapuh, ia tidak berkenan duduk di kursi roda walaupun demi
kenyamanannya.
Bahklan dalam keadaan santai kami
(anak-mantu) suka bertanya. “Mau sampai umur berapa?” dengan tersenyum ia akan
menjawab. "Sampai tidak bisa mandiri lagi. Pada saat saya harus bergantung pada
orang lain, saya memilih mengakhiri hidup". Ucapnya. Karena itu, kami tahu betul
bagaimana menjaganya dengan hati-hati dan tidak memperlihatkan seolah ia
dibantu. Walau kenyataannya, penglihatannya sudah sangat menurun. Demikian juga
dengan pendengarannya. Tapi apa yang terjadi atas diri Mama, hanya ucapan
syukur yang kami kembalikan kepada Sang pemilik Kehidupan. Yang sudah menjaga
dan memperkenankan Mama masih berada di tengah-tengah kami.
Pada saat yang istimewa itu saya
diminta untuk berdoa. Sejenak saya terdiam. Otak saya berpikir keras dan cepat.
Doa seperti apa yang akan saya
ucapkan? Tak pantas rasanya
meminta agar umurnya dipanjangakan seperti kebanyakan doa yang dinaikkan saat
ada berulang tahun. Atau meminta agar selalu sehat. Jelas Mama saya sehat,
baik-baik dan berumur panjang. Semua yang pernah dimintakan dalam doa, sudah
terkabul. Lalu doa seperti apa yang akan saya ucapkan pada saat ini?
Setelah saya diam sejenak, mengalirlah
doa yang tidak direncanakan.
Tuhan yang baik,
Syukur dan terima kasih, kami
persembahkan kepadaMu atas semua bekat dan kemuliaanMu. Atas Mama kami
tercinta. Perempuan perkasa yang telah melahirkan 11 anak. Dan kami, anak-anak sudah mempersembahkan 24
cucu dan 10 cicit untuknya.
Terima kasih untuk penyertaanMu
dalam perjalanan hidupnya, baik suka maupu duka. Kami masih diberi kesempatan merawat,
menemani, mengekspresikan cinta kami kepadanya. Kalau masih boleh kami meminta,
berikan Mama kenyamanan dalam melalui hari-hari esok. Terima kasih, Amin.
Ya, hanya kenyamanan yang saya dan anak-anak mama lainnya
harapkan bagi Mama untuk melalui hari-harinya esok.
Doa yang indah mbak, semoga ibunda mba Elisa selalu diberikan kenyamanan...
ReplyDeleteLuar biasa Mba, merupakan berkah yg tiada tara bunda masih sehat dan panjang usia. Selamat ulang tahun untuk bunda tercintanya mba Elisa ya...*salam
ReplyDeletealhamdulillah ya semoga Mami sehat terus hingga tutup usia
ReplyDelete