Sumber foto di sini: |
Mendengar nama Myanmar atau Burma/Birma maka yang terlintas di benak
saya ada dua hal, yaitu Kudeta militer dan Aung San Suu Kyi. Kudeta militer
menyebabkan Aung San Suu Kyi ditetapkan sebagai tahanan atas aktivitasnya yang
memperjuangkan demokrasi. Aung San Suu Kyi menjalankan 15 tahun sebagai tahanan
rumah dari 21 tahun sebagai tahanan Negara. Ia adalah putri dari Jenderal Aung
San yang mempunyai peranan penting sebagai pelobi untuk kemerdekaan Myanmar
tahun 1947. Di tahun itu pula ia tewas di bunuh saingannya. Terlahir dari seorang pejuang,
Aung San Suu Kyi menekuni politik. Ia menjadi seorang aktivis prodemokrasi
Myanmar dan pemimpin National League for Democracy (Persatuan Nasional untuk
Demokrasi) Sumber dari sini:
Karena ketetapan hati dari
perjuangannya yang rela berpisah dari
suami dan kedua anaknya, dan kesetiaannya memperjuangkan demokrasi tanpa
kekerasan melawan kekuasaan militer di Myanmar, Aung San Suu Kyi dianuugerahkan
Penghargaan Nobel Perdamaian. Nobel yang diberikan tahun 2010, tidak bisa
diterima langsung karena statusnya sebagai tahanan.
Perjuangan Aung San Suu Kyi
dianggap sangat menginspirasi hingga dibuatkan film dengan judl The Lady tahun
2011. Tokoh Aung San Suu Kyi diperankan oleh aktris Malaysia berdarah Cina,
Michelle Yeoh. Mungkin film ini juga membawa pesan dari Myanmar sehingga
wisatwan mau datang dan mengunjungi. Tak jauh berbeda dengan Vietnam, Myanmar
juga memiliki memiliki bangunan-bangunan dan kota-kota tua. Latar belakang Negara
yang lama mengalami peperangan, memberi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Tapi Myanmar juga memiliki obyek wisata yang
menawan.
Patung Budha, sumber di sini |
Peta obyek wisata Myanmar, Sumber di sini: |
Candi seribu, sumber di sini |
Barangkali film yang memperlihatkan
Myanmar cukup berpengaruh pada dampak ingin tahu masyarakat dunia pada situasi
dan kondisi Myanmar. Kota, Budaya dan situasi politik Myanmar bisa dilihat di
film berjudul. Negara ASEAN lain yang juga bisa dikenali lewat film adalah
Kamboja, yang menjadi lokasi pembuatan Film Tom Rider II. Juga diperlihatkan sekilas di Film Rambo III. Kalau Negara Vietnam banyak
digunakan sebagai latar ceita beberapa film. Diantaranya film Rambo II, dan Missing
In Action. Masih banyak lagi, saya lupa judulnya sebuah film yang dibintangi
mantan istri Tom Cruise. Memperlihatkan keindangan Negara Thailand. Kelebihan
lainnya, Negara-negara ASEAN ini kerap disebut sebagai segitiga emas untuk
penghasil bahan narkotika. Jika di Amerika kokain banyak di bawa dari Amerika
latin, maka di Asia, Thailand, Myanmar, Kamboja adalah sumber utamanya.
Menuju Komunitas ASEAN 2015, Negara
anggota sepakat menerapkan Visa on Arival untuk mempermudah mengunjungi Negara-negara
itu. Kebijakan ini dimaksud untuk meningkan kunjungan wisata ke masing-masing Negara.
Semua Negara sadar dan meyakini Pariwisata adalah salah satu sumber alternatif
pendapatan Negara dari sumber non migas.
Visa adalah tanda/surat izin
untuk memasuki sebuah Negara. Untuk Negara-negara
tertentu, agak sulit mendapatkan visa. Jika seseorang memiliki Visa memasuksi
suatu Negara, orang tersebut akan mudah dan leluasa melakukan kegiatan sesuai
tujuan yang disampaikan pada saat pengajuan Visa. Pelajar untuk belajar, turis
untuk berwisata dan pebisnis untuk berbisnis. Untuk masing-masing tujuan
memiliki persyaratan yang berbeda. Sebagai wisatawan/turis. Kita wajib memiliki
tiket pulang pergi, ada penjamin (Bisa sahabat atau keluarga yang berada di Negara
tujuan) dan harus dipastikan mempunyai dana yang cukup. Beberapa Negara menerapkan
sistem deposit.
Keribetan itu bisa dimengerti.
Negara tujuan seperti Amerika atau Negara-negara Eropa juga Australia
mengkhawatirkan para wisatawan/turis ini setelah berada di Negara mereka lalu
berubah status dari turis menjadi pencari kerja begitu juga dari pelajar menjadi
pencari kerja. Tapi pastinya berbedalah dengan
Myanmar. Negara yang masuk kategori Negara berkembang, masih memerlukan bantuan
dari luar dan memiliki ekonomi yang tidak stabil, tentu tidak mau dibebani
pendatang yang mencari kerja. Situasi dan kondisi Negara yang mengalami
keributan secara internal puluhan tahun, tentu belum sempat membangun
negaranya. Tapi pemerintahannya sadar perlu mencari sumber keuangan. Maka sektor
pariwisata menjadi andalan.
Selain itu Negara Myanmar belum
terlalu stabil, barangkali ini juga yang menyebabkan mereka masih menerapkan
aturan visa bagi yang ingin mengunjungi Myanmar. Tak terkecuali para wisatawan.
Barangkali pemerintah Myanmar juga tidak ingin bebas masuknya orang asing
dengan leluasa. Karena memberikan peluang gangguan bagi kestabilan Negara. Apalagi
issue pelanggaran HAM masih marak di sana terkait permasalahan etnis Rohingya.
Lalu bagaimana peran Indonesia
dalam membangun upaya komunikasi dan kerjsaama di bidang pariwisata dengan
Myanmar? Menghormati keberaadaan Negara Myanmar dan aturan, menjadi nomor satu.
Indonesia tidak ikut campur tangan sebagai Negara untuk permasalahan dalam
negeri Myanmar. Pengakuan kedaulatan terhadap sebuah Negara harus ditunjukan
dengan loyalitas yang benar. Memberikan bantuan tentu diperbolehkan dengan
catatan tidak di camur adukan dengan posisi tawar dalam membuat kesepakatan
antar dua Negara dalam segala hal.
Pariwisata, seni budaya dan
olahraga adalah sector-sektor yang besar
manfaatnya untuk menjalin persahabatan dengan Negara-negara tetangga. Sportifitas
dalam olahraga dapat diterapkan pada lobi-lobi politik. Dan sebagai warga dunia
yang juga menjunjungi Hak Azasi Manusia, Indonesia harus ambil bagian dengan
menawarkan bantuan sebagai fasilitator perundingan damai dengan etnis Rohingya.
(Misalnya) Walau secara kuantitas kecil, Etnis Rohingya juga berhak berada di
Myanmar dan mendapatkan semua haknya sebagai warga Negara.
Dan bagi kita sebagai wisatawan, fokuslah
sebagai wisatawan. Nikmati setiap inchi keindahan ciptaan Tuhan, dimanapun kita
berada. Beda Negara tidak berarti beda segalanya. Daripada mencari perbedaan. Lebih
baik kita melihat persamaan. Terutama kesamaan tujuan untuk menciptakan
perdamaian. Sehingga menikmati keindahan alam dapat dinikmati tanpa rasa
was-was. Dan pada saat menjadi Komunitas ASEAN 2015, kita memang sudah siap
menerima perbedaan dan persamaan yang ada demi kemakmuran masyarakat ASEAN.
Wow idenya menarik mak. Infonya juga. Bisa jadi film menarik perhatian warga dunia untuk ke sana. Ada yang bilang dalam waktu dekat mereka pun akan membebaskan visa. Harusnya sih begitu ya, negerinya indah koq.
ReplyDeleteSetuju, sebagai tetangga yang baik, kita harus berbuat baik kepada mereka.
Sukses ya mak