Curhatku

[BeraniCerita #1] Judul : JALAN BERKABUT



 
  
Entah mengapa, melakukan perbuatan ini, menimbulkan sensasi yang seru, asyik dan nyaman. Awalnya aku agak khawatir, tapi kutepis kekhawatiran itu jauh-jauh. Jujur ini baru kali kedua akan kulakukan. Pengalaman pertama melakukannya, aku langsung merasakan kenikmatan yang sulit diceritakan. Bahkan suamiku, Mas Bram memujiku. Menurut Mas Bram aku terlihat lebih menarik.

Setelah Mas Bram  berangkat kerja, sekalian mengantar buah hati kami Beryl, sekolah. Aku memastikan Mbok Yem sibuk dengan kegiatan membersihkan rumah. Aku bergegas membereskan tempat tidur. Kuingin menikmati kegiatan ini senikmat-nikmatnya. Jujur ini tak dapat kulakukan bersama Mas Bram. Maafkan aku ya, Mas. Sebuah mentimun muda, tissue, semangkuk air bersih dan segelas air putih.

Ritual ini kulakukan setelah mendapat informasi dari tetanggaku, Istri Pak Joko, namun demikian ia enggan di sapa dengan panggilan Bu Joko. Menurutnya seperti iklan di tv. Ia lebih senang disapa dengan Lita. Saat ada kesempatan  aku menanyakan apa sih rahasianya ia terlihat sangat mempesona. Lita menatapku dan tersenyum, sambil bertanya: “Mau tahu rahasianya?” , dengan cepat aku mengangguk. “Mau aja atau mau banget?” sambungnya lagi. Aku tertawa, “Lucu juga, ya kamu!”, ujarku dalam hati.

Lita memanggilku mendekat, lalu ia berkata pelan, nyaris berbisik. Aku tidak yakin tapi Lita mengatakan dengan  serius, tak ada alasan tidak mempercayainya. Kini  aku di kamarku siap melakukannya lagi.  Aku mencoba berbaring telentang, mengatur posisi kepala, badan, bantal dan guling senyaman mungkin. Lalu aku mulai mengambil mentimun muda yang besarnya lumayan. Keras dan segar. Aku meletakan mentimun di posisi yang pas. Rasa dingin langsung menyebar, ada sensasi nikmat yang mulai naik.

Kupejamkan kedua mata, menikati perasaan yang timbul setelah mentimun berada pas ditempatnya. “Hmmm, thanks God untuk mentimun ciptaanMu”. Ucapku dalam hati. Kunaikan kedua kakiku di atas guling, posisi ini lebih nyaman. Seiring sensasi rasa nikmat dari sentuhan mentimun, kubiarka imajinasiku lepas. Mulanya seperti menyusuri lorong gelap. Lama-lama mulai tampak jalanan yang berkabut. Mungkin ini karena sensasi dingin mentimun yang mulai meresap ke dalam perasaanku.

Dinginnya mulai terasa disepanjang jalan berkabut. Kugerakan kedua tangan untuk menimbulkan sensai hangat. Mulanya terasa berat, tapi gerakan kedua tangan  membantu. Otot lenganku pasti menjadi kencang.  Nafasku mulai memburu, tapi tak mengurangi kenikmatan plus kebahagiaan yang kurasa. Akhirnya aku mendapatkan sensasi rasa yang kuinginkan, sambil menarik napas panjang dan lega, aku merasa nyaman sekali. Perlahan-lahan, jalan berkabut mulai pudar dan aku bisa merasakan kembali kalau aku berada di atas ranjangku sendiri.

Kuangkat mentimun, yang sudah mulai terasa hangat. Aku menarik nafas lega, kubuka perlahan kedua mata, jalan berkabut sudah pudar, sensasi nikmat masih tertinggal. Pantulan di cermin memperlihatkan  aku lebih bersinar. Lita benar, baru dua kali kulakukan tapi dampaknya sudah nyata.

Aku tersenyum, membayangkan Mas Bram akan memuji lagi. Sejak terjangkit virus ngeblog, aku kerap begadang yang membuat mataku memerah, sekitar mata menghitam dan kantung mata yang bergantung. Tapi berkat mentimun, kini mataku terlihat bersinar. Buah mentimun memang mampu merelaksasi kulit sekitar mata.  

(475 kata/words)

2 comments:

  1. oalah... mentimun buat mata, bisa jadi ide cerita. awalnya saya dah mikir macem2 mak...he2. keren...:-)jadi pengen nyoba, apa benar sensasinya seperti itu...hihihi...

    ReplyDelete
  2. udah ada feeling itu timun buat mata, wong sama saya juga toh Bund,,,

    ReplyDelete