Benarlah apa yang dikatakan
banyak orang, ganti menteri ganti peraturan. Tahun ini anak sulung saya akan
memasuki jenjang pendidikan SMP. Karena
SDnya swasta, saya berniat memasukannya ke SMP negeri.
Pengumuman hasil Ujian Nasional
SD tanggal 16 Juni 2012. Dari jauh-jauh hari saya berniat mendaftarkan si
sulung ke Sebuah SMP N di kawasan Mayestik.
Karena kualitas sekolahnya sudah diakui. Selain itu sulung saya sangat
menyukai mie ayam di sebuah rumah bakmi di dalam Pasar Mayestik.
Si sulung sudah membayangkan ia
akan menabung uang jajan hariannya agar seminggu sekali bisa makan di rumah
bakmi tersebut. Sayang rencananya
tinggal angan-angan. Saya belum punya pengalaman mendaftarkan anak masuk SMP,
dengan sendirinya saya kurang informasi. Informasi yang saya dapat dari
internet, bahwa sekarang pendaftaran dilakukan secara on line. Jadi tidak
mengambil formulir di sekolah yang di tuju. Pemikiran saya pendaftaran sama
seperti jaman saya sekolah dulu, dimulai saat si anak sudah diketahui lulus.
Saya tahu ada peringkat-peringkat
sekolah seperti Sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional)
Tapi jujur saya tidak tahu
programnya. Jika saya ingin memasukkan si sulung ke SMP RSBI karena saya ingin
yang terbaik. Tapi apa mau dikata, sekolah tempat si sulung menyelesaikan SD
tidak menginformasikan kapan dan bagaimana mendaftar ke sekolah RSBI ini.
Betapa terkejutnya saya ketika
beberapa hari sebelum pengumuman Ujian Nasional SD, saya mendapati informasi
pendaftaran seleksi masuk RSBI di Jakarta sudah selesai. Karena dilakukan pada
bulan Februari dan Maret. Bodohnya, saya berpikir tidak mungkin ada pendaftaran
di bulan tersebut mengingat belum tahu lulus atau tidak.
Rupayanya pendaftaran dan test ke
RSBI dapat dilakukan dengan berbekal surat keterangan dari sekolah yang menyatakan
si siswa duduk di kelas VI. Saya tahu sulung saya bukan yang terbaik di sekolah
tapi saya merasa tetap tidak fair jika sulung saya tidak mendapat kesempatan
mengikuti ujian masuk RSBI jika hanya dianggap bukan yang terbaik dari sekolah.
Tapi saya tidak tahu dengan jelas alasan sekolah si sulung tidak
menginformasikan hal ini.
Nasi sudah menjadi bubur, saya
harus puas dengan mendaftar ke SMP regular. Berikut jadualnya. Bisa di check di
link http://jakarta.siap-ppdb.com/info/jadwal.html
Tanggal 16-21 Juni adalah jadual
pra pendaftaran on line. Pulang pengumuman hasil Ujian Nasional yang digabung
dengan Graduation day, saya langsung on line dan tepat jam 16.51. sulung saya
sudah terdaftar secara on line. Kamis tanggal 21 Juni saya mendatangi SMP yang
ditentukan sebagai tempat verifikasi di Jakarta Selatan. Jaksel Duduki Peringkat PertamaTerbaikKelulusan SMP .Informasi yang menggembirakan buat saya. Karena saya akan menyekolahkan
anak di wilayah Jakarta Selatan. Walaupun bukan di sekolah yang terbaik.
Saya datang sebelum jam 8 pagi. Tapi saya sudah mendapat no 45. Rupanya semua orang tua peduli pada pendidikan anak. Saya menyerahkan Surat Keterangan Hasil Ujian
Nasional (SKHUN) sementara dan hasil cetak pendaftaran secara on line. Sekitar setengah sepuluh, no saya dipanggil dan
saya menerima hasil cetak formulir yang tidak jauh berbeda dengan formulir yang
saya serahkan tadi pagi. Cuma formulir hasil verifikasi ini ada satu kolom yang
tertulis operator PPDB (Panitia Penerima Siswa Didik Baru) dan ditanda tangani
petugas.
Informasi yang saya terima, nanti
tanggal 23 Juni 2012. Sesuai jadual, boleh kembali ke tempat ini atau silahkan
on line di rumah/di warnet untuk memilih 3 SMP N yang dituju. Selain itu ada
hal menarik buat saya. Panitia di tempat saya melakukan verfikasi terus menerus
mengumumkan bahwa untuk pendaftaran dan verfikasi ini tidak dipungut biaya.
Ini yang menarik, saya punya keponakan
seusia si sulung yang bersekolah di SDN Tangerang Selatan. Sayapun menghubungi
adik saya untuk mengetahui bagaimana pendafataran di Tangerang Selatan. Menurut
adik saya, wali kelas VI anaknya, kreatif. Entah atas nama sekolah atau atas
nama pribadi si wali kelas mengkordinir siswa dan mendaftarkan secara kolektif
ke SMPN yang dituju dengan jaminan 100 % diterima. Untuk itu tiap satu SMP yang
dituju, tiap orang tua dikenakan biaya sekolah Rp. 50.000. Jika memilih 3
sekolah yah bayarnya Rp. 150.000. Adik saya membayar Rp. 100.000 dengan alasan
pilih dua sekolah saja.
Saya ingin marah rasanya
mendengar kabar tersebut. Masih ada saja oknum yang mencari keuntungan. Di
sekolah keponakan saya ada 3 kelas VI, jika rata-rata satu kelas berisi 40
siswa berarti ada 140 anak yang akan masuk SMP. Jika masing-masing memilih dua
sekolah seperti adik saya maka si oknum mendapat uang Rp. 100.000 x 140 siswa =
Rp.14.000.000. Angka yang fantastis gak sih? Padahal untuk pendaftaran semua
tidak ada biayanya. Malah saya jadi berpikir jangan-jangan si oknum guru
mendapatkan fee juga jika bisa memasukan siswa ke SMP tertentu. Jadi si oknum
dapat dari orang tua murid dan pihak SMP. Tapi entahlah itu cuma pemikiran saya.
Saya mau marah bukan hak saya. Saya
marah karena adik saya sudah diberitahu tidak ada biaya tapi tetap tidak mau
tahu. Pastinya orang seperti adik saya tidak sedikit. Jadi bagaimana korupsi
bisa dihilangkan di negeri ini yah?
Balik lagi ke soal pendaftaran
dan verifikasi. Tadi pk. 00.14 saya sudah mendaftarkan dan memilih 3 SMPN
secara on line, hasilnya pun sudah saya cetak. Nanti tanggal 30 Juni baru
pengumuman SMP N mana yang menerima anak saya sesuai nilai Ujian Nasionalnya.
Jadi sekolah 6 tahun di SD untuk masuk ke SMP hanya ditentukan oleh 3 nilai
mata pelajaran (Bahas Indonesia, matematika dan IPA) yang dikerjakan dalam 3
hari Ujian. (Sistem Ujian Nasional memang harus ditinjau ulang nih!)
Jika sudah menerima pengumuman
tanggal 30 Juni 2012 secara on line, maka lapor diri siswa disekolah yang
dituju dilakukan tanggal 2 dan 3 Juli 2012. Tanggal 3 Juli 2012 sekaligus pengumuman
kursi kosong. Jika tidak terima bisa mengikuti pendaftaran tahap II dengan
prosedur yang sama mulai tanggal 3 Juli 2012 hingga pengumuman penerimaan dan lapor diri
tanggal 7 Juli 2012. Ribet tapi harus dilalui. Sekarang sudah jam 1. 55 pagi. Saya mau
tidur. Oh yah pesan saya buat rang tua yang tahun ini anaknya duduk di kelas VI SD dan mau memasukan ke SMP RSBI, tahun 2013 bulan Februari siap-siap mendaftarkan anak-anaknya walau belum ujian apalagi pengumuman. Beri kesempatan mereka berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Saya ibu yang kecewa tidak bisa memberi kesempatan anak berkompetisi untuk masuk di RSBI.
No comments:
Post a Comment