Ibarat orang pacaran, masa
pacaran biasanya masing-masing orang memperlihatkan
sisi positiv. Sisi negativ akan terlihat setelah menikah. Begitu pula calon
para pemimpin. Saat kampanye mereka akan memperlihat semua hal baik. Tapi penilaian akhir ada setelah mereka terpilih.
Sesal kemudian tidaklah berguna.
Pilkada DKI Jakata baru akan
digelar 11 Juli 2012 mendatang. Layaknya
sebuah pesta demokrasi para peserta menuju DKI I terus bebenah mempersiapkan
performa yang baik. Supaya pada hari pelaksanaan pemungutan suara mereka bisa dipilih para konstituen/pemilih.
Berdasarkan pengalaman saya
sebagai peneliti selama 5 tahun di
sebuah perusahaan Social, Politic and Marketing Research, saya tahu dengan
persis segala sesuatu bisa berubah pada saat penentuan. (Bukan
Setiap menjelang pemilihan kepala
pemerintahan baik daerah maupun nasional, berbagai lembaga melakukan jajak
pendapat (Polling). Ada 2 tujuan utama,
jajak pendapat. Pertama untuk mengetahui
peta kekuatan setiap kandidat dan kedua untuk mengetahui harapan masyarakat.
Kalau hasil penelitian digunakan
sesuai tujuan, seharusnya hasil akhir akan menjadi positif. Persoalannya tidak
sesederhana itu. Karena sekalipun hasil
jajak pendapat mengatakan kandidat A tertinggi akan dipilih masyarakat jika
pemilu digelar hari ini, kenyataanya tetap akan berubah pada saat pelaksanaan
yang sesungguhnya. Mengapa demikian? Karena hasil sebuah pemilihan umum tidak
bisa diketahui secara pasti. Yang bisa diketahui lewat jajak pendapat hanyalah
prediksi yang bersifat sementara.
Setiap jajak pendapat yang
dilakukan ditentukan:
1. Siapa
pelaksana jajak pendapat tersebut,
2. Apa
tujuan jajak pendapat
3. Metode apa yang digunakan
4. Wilayah mana yang menjadi target penelitian.
5. Target
responden
Dan yang terakhir yang juga
sangat penting adalah petugas pengumpul jajak pendapat. Petugas pengumpul jajak
pendapat harus bisa mempertanggungjawabkan setiap kuesioner yang ia kumpulkan.
Artinya setiap lembar jawaban kueioner adalah benar di jawab oleh responden
yang menjadi target penelitian sesuai kriteria yang ditentukan. Tidak
ditambahkan dan tidak dikurangi baik criteria responden maupun isi kuesioner. Jika
faktor-faktor diatas sudah dilakukan dengan benar tapi petugas pelaksana tidak
melakukan tugasnya dengan benar, maka hasilnya tidak bisa dipertanggung
jawabkan.
Pelaksana jajak pendapat biasanya
dilakukan oleh sebuah lembaga independent atau Lembaga penelitian di institusi
tertentu. Siapa yang membutuhkan hasil dari jajak pendapat? Bisa perorangan
bisa juga lembaga baik swasta maupun pemerintahan. Tujuan jajak pendapat ditentukan
oleh kebutuhan informasi yang diinginkan. Tujuan ini menetukan metode apa yang
akan digunakan termasuk cakupan wilayah yang akan ditentukan.
Jika ingin mengetahui tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk/orang/partai/kebijakan
tertentu maka metodologi yang disarankan adalah metodologi kuantitatif. Tapi jika ingin mengetahui secara
detil mengenai seseorang/partai atau kebijakan maka metodologi yang disarankan
metodologi kualitatif. Metodologi ini digunakan untuk mengekpolorasi
pengetahuan konsumen/pemilih terhadap produk/orang/partai atau kebijakan yang
akan dibedah. Umumnya metodologi kualitatif dilakukan terlebih dahulu untuk
mencari variable-variabel yang akan diujikan pada metodologi kuantitatif.
Misalnya dari penelitian dengan
metodologi kualitatif didapat hasil calon pemimpin harus memenuhi kriteria seperti:
Bertanggung jawab, religious, bijaksana, paham persoalan, mampu mengambil
keputusan, dll. Maka dengan metodologi kuantitaf dapat dilihat dari unsur-unsur
tersebut mana yang paling utama. Bisa disusun berdasarkan tingkat kepentingan.
Nanti di dapat hasil, misalnya 52 % masyarakat memilih Paham persoalan sebagai kriteria
utama yang harus dimiliki seorang pemimpin. Pada penelitian kualitatif pula bisa didapat
hal-hal apa saja yang dimaksud dengan Paham persoalan, bertanggung jawab, religious
dan sebagainya.
Kembali pada 2 tujuan utama, jajak pendapat. Dengan mengetahui peta kekuatan setiap kandidat,
maka setiap kandidat tahu dengan pasti apa strategi apa yang harus mereka
gunakan untuk mendapat suara pemilih. Bagi masyarakat dengan mengetahui kekuatan
dan kelemahan para kandidat dapat lebih mempertimbangakan siapa yang akan
dipilih. Begitu pula dengan mengetahui
harapan/keinginan masyarakat para kandidat dapat menyusun program kampanye yang
sesuai dengan apa yang diharapkan/diinginkan masyarakat. Dan program kampanye
ini harus selaras dengan program kerja jika kandidat memenangkan pemilihan.
Sedangkan bagi masyarakat lewat jajak pendapat dapat menyampaikan apa yang
diinginkan atau diharapkan dari calon pemimpin.
Merealisasikan hasil dari tujuan
jajak pendapat akan meluruskan anggapan kebanyakan orang saat ini, yang menilai
masa kampanye adalah masa tebar janji. Karena banyak janji kampanye pada saat
terpilih janji tersebut tidak direalisasikan.
Bersama tulisan ini, saya
mengajak semua masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas pada saat akan memilih
calon pemimpin baik skala lokal maupun nasional. Pilihlah sesuai hati nurani.
Bisa jadi anda sudah mendengar banyak program yang dijanjikan dan melihat
banyak kegiatan yang dilakukan para kandidat. Jangan lupa apa yang mereka katakan
dan mereka lakukan adalah bagian dari kampanye.
Jadi gunakan hak pilih anda
dengan bertanggung jawab. Jangan sampai tidak memilih. Jika anda tidak
menggunakan hak suara, anda tetap bertanggung jawab pada kondisi dan situasi
yang akan terjadi. Dengan memilih paling tidak anda akan ikut mengawal jalannya
proses pemerintahan karena ada suara anda di sana.
No comments:
Post a Comment